hemhemhem, bingung juga harus nulis dari mana. Untuk menceritakan kisah kawanku yang unik ini saya kok bingung harus nulis dari mana.
Tetapi, saya berusaha untuk menulis sedikit demi sedikit tentang dia. Takutnya saya berbuat salah. Tahun lalu, merupakan tahun dimana saya mulai bergabung dalam sebuah rumah. Rumah tempat kami berkumpul, bercanda dan mencari nafkah.
Sebuah rumah yang sangat sederhana di Jl H Bau. Hampir setiap hari saya menghabiskan waktu disana. Rumah Kecil Seputar Indonesi (SINDO), saya menyebutnya rumah, karena memang itu rumah.
Kembali masalah kawanku, namanya Abriandi. Suaranya selangit sangat ribut, aduh minta ampun suaranya. Anaknya juga lucu dan unik.
Singkat cerita,pertama kali mengenal seorang perempuan, dia langsung jatuh cinta. Aduh, benar benar gila pasalnya sang cewek sudah punya pacar dan akan segera menikah. Diantara dia dan gadis itu, timbullah cinta dalam hati. Mengagumi dan menyayangi seperti itulah dia setiap hari. Disela-sela melaksanakan tugas jurnalistiknya, dia pun menyempatkan untuk menghayalkan gadis impiannya.
Semuanya berjalan normal, hari-hari si andy selalu tersenyum dan terus membayangkan bersama-sama dengan Tuti sang gadis impian. Hingga akhirnya, segala impian dan hayalannya pun sirna. Gadis impian yang selama ini mampu menyejukkan hatinya, akhirnya menikah dengan kekasihnya.
Celaka 17 untuk kawanku. Hidupnya seolah mati, segala aktivitasnya terbuang. Hampir setiap saat ia meratapi kegagalannya. Jika dulu dia melaksanakan tugas jurnalistiknya dengan membayangkan gadis impiannya. Sebaliknya dia melaksanakan tugasnya dengan mencoba melupakan gadis impiannya.
Malam, ini setelah beberapa lama murung. Akhirnya dia tersenyum kembali. Saya baru melihat kebahagiaan terlukis diwajahnya sama seperti waktu ia mengagumi Tuti.
Entah, untuk menghilangkan sakit hati atau apa, saya tidak paham. Yang kutahu saat itu, dia kembali mengangumi seorang wanita. Namanya cukup saya yang tahu, dia seorang karyawan swasta di salah satu Mall ternama di Makassar.
Wanita itulah yang kembali menghadirkan senyum di wajah kawanku ini. Apalagi di malam ini dia membawa sebuah parcel ke kantor.
Hehehehe, tidak usah terlalu banyak menggoreskan sesuatu untukmu andy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar