Sabtu, 17 Januari 2009

Sambut Tahun Baru 2009


Suasana tahun baru, kali ini tidak ada perbedaan dari tahun kemarin. Saya dan teman-teman tetap menyambut datangnya 2009 di Kantor SINDO Jl H Bau no.2

Meskipun hanya di Kantor,suasananya sangat ramai, bahkan sebelumnya tidak pernah kubayangkan menyaksikan suasana tahun baru dipusat keramaian kota. Kebetulan kantorku berada di tengah kota, berdekatan dengan Pantai Losari.

Sebuah tempat yang merupakan jantung kota, dimana masyarakat Makassar lebih banyak menghabiskan hari ditempat tersebut. Apalagi hari-hari yang istimewa. Setiap tahun, penyambutan pergantian itu, dipadati oleh masyarakat dari seluruh Kabupaten. Mereka senagja datang untuk menikmati pergantiannya. Sealipun suasananya sangat menjemukan, sebab ruang gerak sangat sempit.

Ya, pada persiapan tahun baru itu, polisi telah menutup sejumlah titik jalan, sehingga ribuan orang yang akan menikmati pergantian tahun di losari, lewat depan kantor SINDO. Roamenya minta ampun.

Terus terang untuk kedua kalinya, saya menikmati pergantian tahun ini dengan suasana menyaksikan langsung di tengah kota. Yang selama ini, sejak saya duduk di bangku kelas III SD, saya hanya bisa melihat keramaian pergantian tahun di layar kaca. Kebetulan rumah saya sangat jauh dari pusat keramaian, bukan juga terpencil tetapi sangat susah untuk keluar.

Di Tahun ini, saya tiba-tiba teringat keindahan masa kecilku. Kebetulan saya lahir diawal tahun tepatnya 2 Januari 1980. Karena lahirnya diawal tahun, maka kedua orang tua saya, sering mengajak saya untuk menikmati tahun baru. Berdesak-desakan dengan kendaraan lain, seperti yang kusaksikan saat ini. Aku bisa membayangkan, betapa besar keinginan kedua orang tua saya untuk melihatku senang. Paling tidak menghiburku semalam suntuk.

Teringat lagi, saat motor yang digunakan ayah mengantar saya ke bemelam suntuk mogok di tengah keramaian. Ibu berjalan di samping,ayah mendorong Vespa silvernya sementara saya duduk tenang diatas. JIka mengingat masa kecil yang indah itu, saya tidak bisa membayangkan betapa besarnya dosaku saat itu. Tetapi, saya melihat dimata kedua orang tuaku tidak terpancar sedikitpun kekesalan. Sebaliknya dia malah tersenyum, terlihat bahagia bisa memabwaku jalan-jalan dimalam tahun baru.

Kenangan itu, tentu saja tidak bisa kulupakan. Apalagi disetiap pergantian tahun. Ibu, Ayah Selamat Tahun Baru या

Senin, 24 November 2008

A CAT In MY EYES

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOmeSEFw97LhMnnkptBIM9jU6a4exVozp90ostEqbOskQj1XW3tSg9oBc1MYiWkdkjR4l7LdsFZtx6shgVf71XBFxN4iwVADAwcx9UytKsEF2LTpzgv_dHv6esGOmklJCz7NlWyv8ySbIm/s200/cover.jpg

Sabtu, 08 November 2008

Awal Sebuah Penyesalan

Masih terlalu pagi bagiku tuk menatap matahari
yang sinarnya memancarkan kekelaman
masih terlalu siang bagiku, saat aku berjalan
menuju sebuah pengharapan tuk meminta satu arti permohonan

Tetapi, sudah terlalu malam bagiku melangkah tuk tersungkur
dan mengucap satu kata.
Ya,satu kata yang tak sempat mengalir dari bibirku,

Lalu, aku tak tahu lagi, apakah terlalu pagi, terlalu siang
atau terlalu malam....
Sebab penyesalan sudah menjadi beban dipundakku

MAKASSAR, 07 November 2008

Sabtu, 20 September 2008

Melebur Persaudaraan

semuanya berlalu begitu saja
persahabatan, persaudaraan mulai berantakan
satu persatu hilang dan saling melupakan

tidak lagi seperti anging yang berhembus dan menyejukkan suasana
tidak lagi seperti cahaya yang menyinari kegelapan
tidak lagi seperti matahari, bulan ataupun bintang
bersatu dan menari-nari diatas langit

semua telah hilang dan menyisahkan kenangan pahit
pada selembar kertas yang tak bertinta
menyisahkan segumpal air pada kehangatan sesaat.

Lalu, aku masih mencari arti dari semua yang telah berlalu
seperti tidak pernah ada, seperti tidak pernah nyata
dan seperti tidak pernah tercipta
aku pun lalu melupakan


18 September 2008
Biro SINDO, Jl H Bau No.2 A

Kamis, 04 September 2008

Lebaran dan Masa Kecilku

Lebaran dan masa kecilku, meskipun lebaran masih lama tetapi, tiba-tiba saya tertarik untuk menggoreskan sepatah dua kata di blog ini. Saya teringat akan masa kecilku yang mengharukan.

Ya, setiap kali menjelang lebaran. Anggaplah pertengahan lebaran, kedua orang tuaku sudah mempersiapkan dana untuk membelikan kami (keempat anaknya) baju lebaran.Waktu itu saya masih berempat, dan saya juga masih sendiri perempuan. Saya masih ingat keduanya sangat adil dalam hal pembagian uang.

Ibu, kebetulan sejak kecil saya menyebut Ibu pada orang yang telah melahirkanku. Saya masih ingat, waktu itu Ibu sibuk mengatur dengan dana yang diberikan ayah, dia harus membagi kepada keempat anaknya sebagai hadiah pembeli baju lebaran. Setelah membagi, dia pun menyisihkan untuk dirinya, kemudian membeli untuk keperluan rumah.

Jadilah Ibu mengajak saya untuk belanja. Saya dibelikan dua pasang baju, satu sendal dan satu sepatu. Begitupula dengan kakak dan kedua adik saya. Aduh, baju yang dibelikan untuk saya tentu saja baju model cewek. Dan ibu selalu membelikan saya baju yang tren pada tahun itu. Biasanya, kami belanja di toko AKAI, atau Barata yang dulu lokasinya berada di Jl Pasar Ikan.

Setelah ibu membelikan kami baju, ibu mengajak saya ke sentral. Membeli keperluan rumah, seperti gorden, alas kaki, sapu, pot bunga, seprei, toples dan semacamnya. Ya, Ibu selalu menghadirkan suasana baru di hari lebaran sekalipun yang lama itu masih bagus.

Hari, ini terus terang saya sangat mengenang masa kecil menjelang lebaran. Sekarang suasana itu tidak terulang lagi, apalagi ketiga saudaraku sudah memberikan cucu pada Ibuku.

Ingin rasanya, kenangan itu terulang kembali, suasana masalalu bagiku sangat indah. Suasana kecilku yang sangat bahagia, menggugah jiwaku.

Terima kasih Ibuku.






Minggu, 31 Agustus 2008

Kepala Biro dan Perubahan SINDO


Senin 01 September 2008

Rasanya sangat terlambat mengucapkan selamat kepada K Mukhramal Azis, Kepala Redaksi yang baru terangkat menjadi Kepala Biro SINDO Sulsel. Tetapi, tidak lengkap rasanya jika di blog ini tidak menggoreskan sedikit kata tentang kepala biro.

Sekitar tiga bulan yang lalu, kami keluarga kecil SINDO Makassar mendapat kabar dari Jakarta, kalo dak salah dari Bang Hatim ke Korlip SINDO Hatta. Kabarnya sederhana, Redaktur yang menangani SINDO Sulsel Azhar Azis tidak lagi menangani SINDO Sulsel.

Seperti itu kalimat yang dapat saya kutip dari Hatta, dan kami semua bingung. Ketika teman-teman minta penjelasan sang Korlip pun terlihat bingung. Ya, seperti itulah dia. Dan Kami sudah mengerti jika setiap saat harus bingung karenanya.

Lanjut soal Kepala Biro,

Kabar berikutnya, masih berita miring. Saat teman-teman lelah habis liputan. Sang Korlip masuk ke ruangan, "Sebentar jangan pulang dulu ya, kita rapat," katanya dengan cuek. Mendengar kata rapat saya selalu saja bingung dan ingin bertanya seperti apa sih rapat di SINDO selama ini. duduk, diam makan lalu bubar.

Hatta terlihat serius memimpin rapat, dan ini untuk pertama kalinya dia seserius itu dari beberapa kali rapat yang dilaksanakan di ruang kecil keluarga SINDO Makassar. "Sebentar lagi kita kedatangan tamu, seperti itu kalimat yang bisa saya kutip dari bibir Hatta.

'Namanya Mukhramal Azis, saudaranya Bos. Dia rencananya bergabung di SINDO. Tetapi saya sendiri belum pernah melihat orangnya, gagahka, jelek kejam atau sebagainya, saya tidak tahu. Yang saya tahu dan pernah dengar dia itu Wapemrednya fajar," katanya dalam rapat.

Sejenak teman-teman terdiam, namun ada juga beberapa yang berkomentar termasuk saya. Hmmm, waktu itu ada yang merasa senang, ada yang takut bahkan ada yang sempat menelepon ke Jakarta menanyakan orang baru itu.

Sejak isu SINDO akan kedatangan pemimpin baru di redaksi, setiap kali pulang liputan, teman-teman berkumpul di ruang redaksi. Satu dan dua orang membahas wapemred fajar yang dikabarkan akan pindah ke SINDO. Rentetan pertanyaan, seperti apa dia, kejamkah, cuekkah, menyebalkankah, asyikkah.

Lalu, ada beberapa teman-teman mencari tau diluar seperti apa sosoknya. Saya juga termasuk ikut mencari tau. Ada beberapa jawaban, ada yang mengatakan kejam, tegas, asyik bahkan ada juga yang bilang terkadang menjenuhkan jika dia ada.

Sesampai di kantor kami satukan semua data yang kami dapatkan. Teman-teman sempat berfikir, Jika P Mukhramal memimpin kita, apakah kita masih bisa seperti yang dulu. Teriak-teriak, bekerja santai, ketik berita setelah istirahat dan makan.

Lalu, ada kabar burung yang terdengar di luar dan membuat teman-teman tidak setuju. Ya, beberapa reporter fajar yang ditemui mengatakan, jika K Mukhramal sudah masuk ke SINDO maka akan ada beberapa wartawan fajar yang pindah ke SINDO dan menjadi redaktur.

Lagi-lagi kabar itu menghilangkan semangat teman-teman untuk liputan. Dan akhirnya kami rapat. Rapat malam itu dipimpin langsung oleh Pimred SINDO Sururi Al Farouk, melaui teleponnya Hatta.

Antara kami dan pimred sempat tanya jawab seputar kedatangannya K Mukhramal di SINDO. Dengan penjelasan P Sururi, teman-teman bisa megerti temasuk saya. Kami pun akhirnya siap menyambut kedatangan Sang Kepala Redaksi yang konon kabarnya akan mendatangkan perubahan untuk SINDO Makassar.

SINDO dan Perubahannya

Hari, ini pukul 11.00 wita saya meninggalkan rumah, menuju lokasi liputan di DPRD Sulsel. Perjalanan dari rumah lumayan jauh,.

Setiba di Kantor DPRD Sulsel, seperti biasa saya langsung ke ruang humas, cari Tribun, Fajar dan SINDO. Tentu koran yang palin pertama saya baca SINDO. Saya ingin melihat kesalahan apa yang saya perbuat, atau tulisan saya yang naik hari itu tentang apa.

Tetapi, saat melihat SINDO, sejenak saya bingung. SINDO berubah bisikku dalam hati. Kemudian Kabag Humas datang, saya lalu bertanya, "Pak SINDO berubah ya," serentak Pak Kabag balik bertanya seharusnya kamu yang lebih tau.

Ya, memang seharusnya saya yang lebih tau, sebab semuanya sudah dibicarakan sebelumnya dalam rapat redaksi. Tetapi, hari itu saya benar-benar lupa, kalau SINDO akan berubah. Perubahan, banyak menarik simpati orang. Dari beberapa orang yang saya temui, rata-rata mengatakan SINDO kok menyerupai fajar.

Sambil memegang fajar dan SINDO, salah seorang staf DPRD Sulsel berkata mirip ya. Memang sedikit mirip tetapi isinya tentu lebih bagus SINDO dong.

Diusia yang memasuki satu tahun ini SINDO Makassar menghadirkan perubahan, yang tentunya untuk bersaing sehat dengan tetangga. Tentu saja perubahan SINDO bukan untuk mengalahkan siapa-siapa tetapi untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Selamat Buat Perubahan SINDO Makassar