Minggu, 31 Agustus 2008

Kepala Biro dan Perubahan SINDO


Senin 01 September 2008

Rasanya sangat terlambat mengucapkan selamat kepada K Mukhramal Azis, Kepala Redaksi yang baru terangkat menjadi Kepala Biro SINDO Sulsel. Tetapi, tidak lengkap rasanya jika di blog ini tidak menggoreskan sedikit kata tentang kepala biro.

Sekitar tiga bulan yang lalu, kami keluarga kecil SINDO Makassar mendapat kabar dari Jakarta, kalo dak salah dari Bang Hatim ke Korlip SINDO Hatta. Kabarnya sederhana, Redaktur yang menangani SINDO Sulsel Azhar Azis tidak lagi menangani SINDO Sulsel.

Seperti itu kalimat yang dapat saya kutip dari Hatta, dan kami semua bingung. Ketika teman-teman minta penjelasan sang Korlip pun terlihat bingung. Ya, seperti itulah dia. Dan Kami sudah mengerti jika setiap saat harus bingung karenanya.

Lanjut soal Kepala Biro,

Kabar berikutnya, masih berita miring. Saat teman-teman lelah habis liputan. Sang Korlip masuk ke ruangan, "Sebentar jangan pulang dulu ya, kita rapat," katanya dengan cuek. Mendengar kata rapat saya selalu saja bingung dan ingin bertanya seperti apa sih rapat di SINDO selama ini. duduk, diam makan lalu bubar.

Hatta terlihat serius memimpin rapat, dan ini untuk pertama kalinya dia seserius itu dari beberapa kali rapat yang dilaksanakan di ruang kecil keluarga SINDO Makassar. "Sebentar lagi kita kedatangan tamu, seperti itu kalimat yang bisa saya kutip dari bibir Hatta.

'Namanya Mukhramal Azis, saudaranya Bos. Dia rencananya bergabung di SINDO. Tetapi saya sendiri belum pernah melihat orangnya, gagahka, jelek kejam atau sebagainya, saya tidak tahu. Yang saya tahu dan pernah dengar dia itu Wapemrednya fajar," katanya dalam rapat.

Sejenak teman-teman terdiam, namun ada juga beberapa yang berkomentar termasuk saya. Hmmm, waktu itu ada yang merasa senang, ada yang takut bahkan ada yang sempat menelepon ke Jakarta menanyakan orang baru itu.

Sejak isu SINDO akan kedatangan pemimpin baru di redaksi, setiap kali pulang liputan, teman-teman berkumpul di ruang redaksi. Satu dan dua orang membahas wapemred fajar yang dikabarkan akan pindah ke SINDO. Rentetan pertanyaan, seperti apa dia, kejamkah, cuekkah, menyebalkankah, asyikkah.

Lalu, ada beberapa teman-teman mencari tau diluar seperti apa sosoknya. Saya juga termasuk ikut mencari tau. Ada beberapa jawaban, ada yang mengatakan kejam, tegas, asyik bahkan ada juga yang bilang terkadang menjenuhkan jika dia ada.

Sesampai di kantor kami satukan semua data yang kami dapatkan. Teman-teman sempat berfikir, Jika P Mukhramal memimpin kita, apakah kita masih bisa seperti yang dulu. Teriak-teriak, bekerja santai, ketik berita setelah istirahat dan makan.

Lalu, ada kabar burung yang terdengar di luar dan membuat teman-teman tidak setuju. Ya, beberapa reporter fajar yang ditemui mengatakan, jika K Mukhramal sudah masuk ke SINDO maka akan ada beberapa wartawan fajar yang pindah ke SINDO dan menjadi redaktur.

Lagi-lagi kabar itu menghilangkan semangat teman-teman untuk liputan. Dan akhirnya kami rapat. Rapat malam itu dipimpin langsung oleh Pimred SINDO Sururi Al Farouk, melaui teleponnya Hatta.

Antara kami dan pimred sempat tanya jawab seputar kedatangannya K Mukhramal di SINDO. Dengan penjelasan P Sururi, teman-teman bisa megerti temasuk saya. Kami pun akhirnya siap menyambut kedatangan Sang Kepala Redaksi yang konon kabarnya akan mendatangkan perubahan untuk SINDO Makassar.

SINDO dan Perubahannya

Hari, ini pukul 11.00 wita saya meninggalkan rumah, menuju lokasi liputan di DPRD Sulsel. Perjalanan dari rumah lumayan jauh,.

Setiba di Kantor DPRD Sulsel, seperti biasa saya langsung ke ruang humas, cari Tribun, Fajar dan SINDO. Tentu koran yang palin pertama saya baca SINDO. Saya ingin melihat kesalahan apa yang saya perbuat, atau tulisan saya yang naik hari itu tentang apa.

Tetapi, saat melihat SINDO, sejenak saya bingung. SINDO berubah bisikku dalam hati. Kemudian Kabag Humas datang, saya lalu bertanya, "Pak SINDO berubah ya," serentak Pak Kabag balik bertanya seharusnya kamu yang lebih tau.

Ya, memang seharusnya saya yang lebih tau, sebab semuanya sudah dibicarakan sebelumnya dalam rapat redaksi. Tetapi, hari itu saya benar-benar lupa, kalau SINDO akan berubah. Perubahan, banyak menarik simpati orang. Dari beberapa orang yang saya temui, rata-rata mengatakan SINDO kok menyerupai fajar.

Sambil memegang fajar dan SINDO, salah seorang staf DPRD Sulsel berkata mirip ya. Memang sedikit mirip tetapi isinya tentu lebih bagus SINDO dong.

Diusia yang memasuki satu tahun ini SINDO Makassar menghadirkan perubahan, yang tentunya untuk bersaing sehat dengan tetangga. Tentu saja perubahan SINDO bukan untuk mengalahkan siapa-siapa tetapi untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Selamat Buat Perubahan SINDO Makassar

Hatta dan Jack

Satu lagi nih, yang harus kuiingat menjelang puasa.

Hatta dan Jack, ya dua orang ini tentu tidak bisa dilupakan dalam Keluarga Kecil SINDO Makassar. Uts, sori saya menyebutnya keluarga kecil SINDO Makassar, sebab seperti itulah kami.

Jack dan Hatta, dua orang laki-laki yang tahun lalu berada di SINDO. Ya, tahun lalu, di bulan puasa, Hatta dan Jack keduanya sangat sibuk.

Hatta, sibuk menerima telepon dari Jakarta yang minta listing, sementara Jack salah satu Obey di Kantor kami juga sibuk membuat teh untuk buka puasa.

Keduanya sama sibuknya tetapi berbeda status, yang satunya seorang Kordinator Liputan di SINDO Makassar dan yang satunya Obey di kantor kami. Sayang sekali, saat ini mereka sudah tidak ada.

Hatta, sudah ke Jakarta menjadi Redaktur untuk SINDO Makassar, sedangkan Jack sudah tidak bekerja disini lagi.

Hatta, Jack Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ya

Minggu, 2008 Agustus 31


Akhirnya Dia Tersenyum Jua



hemhemhem, bingung juga harus nulis dari mana. Untuk menceritakan kisah kawanku yang unik ini saya kok bingung harus nulis dari mana.

Tetapi, saya berusaha untuk menulis sedikit demi sedikit tentang dia. Takutnya saya berbuat salah. Tahun lalu, merupakan tahun dimana saya mulai bergabung dalam sebuah rumah. Rumah tempat kami berkumpul, bercanda dan mencari nafkah.

Sebuah rumah yang sangat sederhana di Jl H Bau. Hampir setiap hari saya menghabiskan waktu disana. Rumah Kecil Seputar Indonesi (SINDO), saya menyebutnya rumah, karena memang itu rumah.

Kembali masalah kawanku, namanya Abriandi. Suaranya selangit sangat ribut, aduh minta ampun suaranya. Anaknya juga lucu dan unik.

Singkat cerita,pertama kali mengenal seorang perempuan, dia langsung jatuh cinta. Aduh, benar benar gila pasalnya sang cewek sudah punya pacar dan akan segera menikah. Diantara dia dan gadis itu, timbullah cinta dalam hati. Mengagumi dan menyayangi seperti itulah dia setiap hari. Disela-sela melaksanakan tugas jurnalistiknya, dia pun menyempatkan untuk menghayalkan gadis impiannya.

Semuanya berjalan normal, hari-hari si andy selalu tersenyum dan terus membayangkan bersama-sama dengan Tuti sang gadis impian. Hingga akhirnya, segala impian dan hayalannya pun sirna. Gadis impian yang selama ini mampu menyejukkan hatinya, akhirnya menikah dengan kekasihnya.

Celaka 17 untuk kawanku. Hidupnya seolah mati, segala aktivitasnya terbuang. Hampir setiap saat ia meratapi kegagalannya. Jika dulu dia melaksanakan tugas jurnalistiknya dengan membayangkan gadis impiannya. Sebaliknya dia melaksanakan tugasnya dengan mencoba melupakan gadis impiannya.

Malam, ini setelah beberapa lama murung. Akhirnya dia tersenyum kembali. Saya baru melihat kebahagiaan terlukis diwajahnya sama seperti waktu ia mengagumi Tuti.

Entah, untuk menghilangkan sakit hati atau apa, saya tidak paham. Yang kutahu saat itu, dia kembali mengangumi seorang wanita. Namanya cukup saya yang tahu, dia seorang karyawan swasta di salah satu Mall ternama di Makassar.

Wanita itulah yang kembali menghadirkan senyum di wajah kawanku ini. Apalagi di malam ini dia membawa sebuah parcel ke kantor.

Hehehehe, tidak usah terlalu banyak menggoreskan sesuatu untukmu andy.

Mengenang Setahun Bekerja di SINDO



Akhir Juli 2007, saya mengirimkan lamaran ke Harian Seputar Indonesia. Waktu itu, saya dapat kabar SINDO Makassar akan terbit. Tanpa sepengetahuan teman-teman di kantor, Harian Ujung Pandang Ekspres. Saya pun memasukkan lamaran.

Tepatnya 6 Agustus, tim SINDO dari Jakarta datang, ke Hotel Santika. Informasi yang saya terima, hari itu ada tes wawancara kira-kira pukul14.00 wita. Bingung juga soalnya hari itu juga tugas dari kantor banyak sekali. Liput sana- liput sini.

Untung saya bisa memaksimalkan waktu, dengan bantuan seorang teman di Tribun Timur, akhirnya saya pun ikut tes di Santika Hotel. Saya masih ingat Tim Sindo yang datang namanya Bang Jaka Wapemred SINDO dan Bang Azhar redaktur SINDO.

Tesnya tidak begitu sulit, hanya mengiyakan apakah bersedia bekerja di SINDO. Tentu saja saya menyahut Ya, jika tidak dak mungkin saya mengirimkan lamaran. Serentak, dua orang dari SINDO Jakarta itu memberikan selamat.

Lagi-lagi saya bingung, secepat itukah kami diterima. Dan semua yang datang pada hari itu sudah diterima oleh SINDO. Kemudian tim dari SINDO menjanjikan pertemuan seminggu lagi. Setelah pertemuan selesai, saya balik ke kantor. Teman-teman di kantor menyampaikan, kalau saya ketahuan daftar di SINDO dan Bos sangat marah.

Entah waktu itu saya siap saja menerima resiko sekalipun di keluarkan dari Upeks. Dan memang saya diminta untuk keluar dari upeks. Setahun bekerja di upeks memang banyak pengalaman yang kudapatkan disanalah awal mulanya saya mengenal seperti apa kerja seorang jurnalis.

Lupakan tentang upeks, kembali mengenang setahun di SINDO, Aduh saya dah lupa tanggalnya, yang saya ingat waktu itu ada semacam pelatihan di barugae JL Pengayoman, oleh Bang Jaka sekalian kami pun diberikan surat tugas. Dan esoknya tanggal 15 Agustus, saya mulai mencari berita untuk simulasi.

Seminggu mencari berita, rasanya tidak adil setiap kali wawancara narasumber selalu mencari korannya mana?

Oh, ya tahun ini sudah setahun aku bekerja di SINDO, seiring dengan usia SINDO Makassar yang juga genap setahun. Menjadi seorang wartawan memiliki sejuta suka dan duka. Tetapi, lebih banyak sukanya walau sesekali duka terselip diselanya.

Selamat Ulang Tahun SINDO Makassar

Launching SINDO dan Bulan Puasa

Sabtu, 2008 Agustus 30


Besok, Tanggal 31 Agustus 2008.

Tarawih Pertama dan kita akan makan sahur bersama. Memasuki bulan puasa, kembali saya teringat Launching SINDO.

Ya, kalau dak salah tahun lalu pertama puasa tanggal 15 September. Tanggal Yang sama SINDO Makassar pun Launching. Alhamdulillah, punya kantor Baru di Jl H Bau nomor 2, dan koran pun launching hanya Engkau yang Tahu Tuhan, betapa senangnya 20 orang Reporter dan Forografer SINDO waktu itu. Sebab dia tidak lagi mendengar ejekan di warung kopi, yang hampir setiap hari menyebutnya Wartawan Tanpa Surat Kabar (WTS).

Seru sekali, launching SINDO dikemas sangat mewah. Waktu itu datang juga Sururi Al farouk Pimred SINDO, tapi cuma semalam. Dia tidak menyaksikan launching SINDO.

Aku masih ingat, artis-artis KDI dan Indonesian IDOL ikut berpartisipasi dalam launching SINDO. Nurdin KDI, terlihat jelas membagikan korang dan kurma pada pelanggan.
di sejumlah titik jalan di Makassar. Malamnya, SINDO kembali memeprkenalkan kedatangannya di Mall Panakukang.