semuanya berlalu begitu saja
persahabatan, persaudaraan mulai berantakan
satu persatu hilang dan saling melupakan
tidak lagi seperti anging yang berhembus dan menyejukkan suasana
tidak lagi seperti cahaya yang menyinari kegelapan
tidak lagi seperti matahari, bulan ataupun bintang
bersatu dan menari-nari diatas langit
semua telah hilang dan menyisahkan kenangan pahit
pada selembar kertas yang tak bertinta
menyisahkan segumpal air pada kehangatan sesaat.
Lalu, aku masih mencari arti dari semua yang telah berlalu
seperti tidak pernah ada, seperti tidak pernah nyata
dan seperti tidak pernah tercipta
aku pun lalu melupakan
18 September 2008
Biro SINDO, Jl H Bau No.2 A
Sabtu, 20 September 2008
Kamis, 04 September 2008
Lebaran dan Masa Kecilku
Lebaran dan masa kecilku, meskipun lebaran masih lama tetapi, tiba-tiba saya tertarik untuk menggoreskan sepatah dua kata di blog ini. Saya teringat akan masa kecilku yang mengharukan.
Ya, setiap kali menjelang lebaran. Anggaplah pertengahan lebaran, kedua orang tuaku sudah mempersiapkan dana untuk membelikan kami (keempat anaknya) baju lebaran.Waktu itu saya masih berempat, dan saya juga masih sendiri perempuan. Saya masih ingat keduanya sangat adil dalam hal pembagian uang.
Ibu, kebetulan sejak kecil saya menyebut Ibu pada orang yang telah melahirkanku. Saya masih ingat, waktu itu Ibu sibuk mengatur dengan dana yang diberikan ayah, dia harus membagi kepada keempat anaknya sebagai hadiah pembeli baju lebaran. Setelah membagi, dia pun menyisihkan untuk dirinya, kemudian membeli untuk keperluan rumah.
Jadilah Ibu mengajak saya untuk belanja. Saya dibelikan dua pasang baju, satu sendal dan satu sepatu. Begitupula dengan kakak dan kedua adik saya. Aduh, baju yang dibelikan untuk saya tentu saja baju model cewek. Dan ibu selalu membelikan saya baju yang tren pada tahun itu. Biasanya, kami belanja di toko AKAI, atau Barata yang dulu lokasinya berada di Jl Pasar Ikan.
Setelah ibu membelikan kami baju, ibu mengajak saya ke sentral. Membeli keperluan rumah, seperti gorden, alas kaki, sapu, pot bunga, seprei, toples dan semacamnya. Ya, Ibu selalu menghadirkan suasana baru di hari lebaran sekalipun yang lama itu masih bagus.
Hari, ini terus terang saya sangat mengenang masa kecil menjelang lebaran. Sekarang suasana itu tidak terulang lagi, apalagi ketiga saudaraku sudah memberikan cucu pada Ibuku.
Ingin rasanya, kenangan itu terulang kembali, suasana masalalu bagiku sangat indah. Suasana kecilku yang sangat bahagia, menggugah jiwaku.
Terima kasih Ibuku.
Ya, setiap kali menjelang lebaran. Anggaplah pertengahan lebaran, kedua orang tuaku sudah mempersiapkan dana untuk membelikan kami (keempat anaknya) baju lebaran.Waktu itu saya masih berempat, dan saya juga masih sendiri perempuan. Saya masih ingat keduanya sangat adil dalam hal pembagian uang.
Ibu, kebetulan sejak kecil saya menyebut Ibu pada orang yang telah melahirkanku. Saya masih ingat, waktu itu Ibu sibuk mengatur dengan dana yang diberikan ayah, dia harus membagi kepada keempat anaknya sebagai hadiah pembeli baju lebaran. Setelah membagi, dia pun menyisihkan untuk dirinya, kemudian membeli untuk keperluan rumah.
Jadilah Ibu mengajak saya untuk belanja. Saya dibelikan dua pasang baju, satu sendal dan satu sepatu. Begitupula dengan kakak dan kedua adik saya. Aduh, baju yang dibelikan untuk saya tentu saja baju model cewek. Dan ibu selalu membelikan saya baju yang tren pada tahun itu. Biasanya, kami belanja di toko AKAI, atau Barata yang dulu lokasinya berada di Jl Pasar Ikan.
Setelah ibu membelikan kami baju, ibu mengajak saya ke sentral. Membeli keperluan rumah, seperti gorden, alas kaki, sapu, pot bunga, seprei, toples dan semacamnya. Ya, Ibu selalu menghadirkan suasana baru di hari lebaran sekalipun yang lama itu masih bagus.
Hari, ini terus terang saya sangat mengenang masa kecil menjelang lebaran. Sekarang suasana itu tidak terulang lagi, apalagi ketiga saudaraku sudah memberikan cucu pada Ibuku.
Ingin rasanya, kenangan itu terulang kembali, suasana masalalu bagiku sangat indah. Suasana kecilku yang sangat bahagia, menggugah jiwaku.
Terima kasih Ibuku.
Langganan:
Postingan (Atom)