(Buat Mereka Yang Tak Pernah Merasa Kalah)
Aku tlah menghujat diriku mematikan hidupku dan membiarkan tubuhku jadi tak berarti
diam -diam aku tlah menusuk dirikumembunuh dan mematikan makna hidupku
siapakah aku yang tega menyakiti diriku sendiri ?semua orang tertawa, semua orang diam bahkan semua orang kan menjadikanku tak utuhtanaman mungkin lebih berarti bagikubinatang mungkin masih lebih terhormat dariku
tetapi yang penting kuketahui,saat aku terhujat, ketika aku tergugataku masih punya harga dirisebab setiap malam ku masih bisa menyebut nama-Mu
Selasa, 18 Maret 2008(andi amriani)
Sabtu, 22 Maret 2008
Jumat, 21 Maret 2008
Selamat Berbahagia
N I N I.......
Selamat Berbahagia,
Hanya kalimat itu yang bisa terlontar dari bibirku. Tatkala menyaksikan saudariku Nirmala Sari Haya menempuh hidup baru bersama saudaraku Ibrahim Halim mantan wartawan tribun timur.
Selamat Ya, Smoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Ucapan selamat ini juga buat saudaraku, Redaktur Ekonomi Harian Ujung Pandang Ekspre Rizaldy Nasri yang pada Sabtu 5 April juga akan menikah
Selamat Berbahagia,
Hanya kalimat itu yang bisa terlontar dari bibirku. Tatkala menyaksikan saudariku Nirmala Sari Haya menempuh hidup baru bersama saudaraku Ibrahim Halim mantan wartawan tribun timur.
Selamat Ya, Smoga menjadi keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah.
Ucapan selamat ini juga buat saudaraku, Redaktur Ekonomi Harian Ujung Pandang Ekspre Rizaldy Nasri yang pada Sabtu 5 April juga akan menikah
Kamis, 20 Maret 2008
Kenangan Itu......
Semuanya sudah terlupakan, tidak satupun bayangan masa semu itu mengusik hidupku. Tidak juga menjadi hayalan disetiap aktivitasku. Hari-hari kujalani dengan penuh kebahagiaan, di tempat kerja yang dulu memang banyak menggores kenangan. Tapi, kenangan itu tidak untuk selamanya diingat.
Satu persatu kenangan menyedihkan dan menyebalkan sudah hilang. Aneh, malam ini kenangan itu kembali muncul. Bahkan satu persatu kenangan menyebalkan, mengusik aktivitasku. Entah, berapa lama, aku tidak tahu.... Kesal.
Satu persatu kenangan menyedihkan dan menyebalkan sudah hilang. Aneh, malam ini kenangan itu kembali muncul. Bahkan satu persatu kenangan menyebalkan, mengusik aktivitasku. Entah, berapa lama, aku tidak tahu.... Kesal.
Jenuh.............
Aduuuuuhhhhhhhhhhhhhh..........
Mingggu ini, merupakan minggu yang menjenuhkan bagiku. Melewati waktu selama enam hari dalam suasana jenuh, sungguh merupakan hari yang pahit.
Ya, menjalankan tugas kesana-kemari, keliling kota melaksanakan aktivitas sebagai wartawan tentu saja membosankan. Hal yang menyedihkan lagi jika salam mengarungi waktu jenuh itu, tidak mendapatkan berita yang mampu menggugah hati pembaca. Hanya diam yang bisa kulukiskan tidak juga dengan kata.
Mingggu ini, merupakan minggu yang menjenuhkan bagiku. Melewati waktu selama enam hari dalam suasana jenuh, sungguh merupakan hari yang pahit.
Ya, menjalankan tugas kesana-kemari, keliling kota melaksanakan aktivitas sebagai wartawan tentu saja membosankan. Hal yang menyedihkan lagi jika salam mengarungi waktu jenuh itu, tidak mendapatkan berita yang mampu menggugah hati pembaca. Hanya diam yang bisa kulukiskan tidak juga dengan kata.
Minggu, 16 Maret 2008
Habiskan Waktu Bersama Hujan
Maret,2008
Aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama hujan. Bersama hujan aku lebih semangat menjalankan aktivitasku sebagai seorang wartawan. Hujan menjadikan aku lebih terinspirasi berkarya. Semangatku melebihi hari-hari biasanya. Sekalipun seluruh pakaianku harus basah, dan melanjutkan pekerjaan dengan basah kuyup namun, entah mengapa perasaan menyesal tidak pernah terlintas. Berjalan bersama hujan, bagian dari hari-hari yang kujalani selama bekerja di musim hujan.
Menyambut musim kemarau, seandainya bisa kupinta. Aku hanya ingin hujan tidak meninggalkan diriku.
Aku lebih banyak menghabiskan waktu bersama hujan. Bersama hujan aku lebih semangat menjalankan aktivitasku sebagai seorang wartawan. Hujan menjadikan aku lebih terinspirasi berkarya. Semangatku melebihi hari-hari biasanya. Sekalipun seluruh pakaianku harus basah, dan melanjutkan pekerjaan dengan basah kuyup namun, entah mengapa perasaan menyesal tidak pernah terlintas. Berjalan bersama hujan, bagian dari hari-hari yang kujalani selama bekerja di musim hujan.
Menyambut musim kemarau, seandainya bisa kupinta. Aku hanya ingin hujan tidak meninggalkan diriku.
Langganan:
Postingan (Atom)